JAKARTA, KEMENDUKBANGGA/BKKBN — Seminar Nasional Kependudukan Tahun 2025 digelar pada Selasa (25/11/2025) di Kantor Badan Pusat Statistik RI, Jakarta, dengan menghadirkan empat pembicara kunci, yaitu Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Kepala BKKBN, Menteri Ketenagakerjaan RI, Kepala Badan Pusat Statistik BPS RI, serta Wakil Kepala Badan Gizi Nasional (BGN). Seminar ini menjadi forum strategis untuk membahas arah kebijakan kependudukan nasional, terutama dalam rangka mewujudkan stabilitas demografi dan meningkatkan kualitas penduduk Indonesia.
- Peran KB dalam Stabilitas Demografi
Pada kesempatan tersebut, Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Kepala BKKBN, Dr. Wihaji, S.Ag, M.Pd, menyampaikan apresiasi terhadap peran BPS dalam mendukung penyediaan data kependudukan yang berkualitas. Menurutnya, keberadaan data yang komprehensif sangat membantu Kementeriannya dalam merancang intervensi berperspektif siklus kehidupan. Menteri Wihaji menjelaskan dalam paparannya mengenai keseimbangan pertumbuhan penduduk perlu dipahami dalam perspektif baru yang lebih relevan dengan kondisi demografi masa kini.
“Alhamdulillah, kita disupport (oleh BPS), yang supportnya itu tidak hanya data, (lebih dari itu) juga diberikan interpretasi data,” ujarnya. Ia menambahkan bahwa pencapaian stabilitas demografi memerlukan pendekatan siklus kehidupan yang komprehensif. Tahapan-tahapan siklus kehidupan inilah menurut Wihaji, menciptakan apa yang disebutnya sebagai stabilitas demografi.

Sementara itu dalam konteks program keluarga berencana, Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti, S.T., M.Si, M.Eng, menambahkan bahwa paradigma sudah berubah. “Sekarang keluarga berencana bukan lagi membatasi itu, tapi bagaimana mendorong agar kebutuhan atau pertumbuhan penduduk ini menjadi lebih seimbang,” tegas Amalia.
Melanjutkan pandangannya, Kepala BPS Amalia menegaskan bahwa perubahan paradigma ini harus ditopang oleh data yang kuat, statistik memiliki peran lebih dari sekadar penyajian angka. Ia menggarisbawahi pentingnya data sebagai dasar pemaknaan terhadap kondisi riil masyarakat. “Statistik itu bukan hanya sekedar angka, tetapi statistik ini harus bisa menangkap fakta yang ada di lapangan, dan memberikan makna terhadap kebijakan,” ungkapnya.
- Peningkatan kualitas SDM melalui MBG
Dalam upaya meningkatkan kualitas SDM yang selaras dengan tugas Kemendukbangga/BKKBN, Wakil Kepala Badan Gizi Nasional, Irjen Pol (Purn) Sony Sonjaya, S.I.K, menjelaskan kembali tujuan program Makan Bergizi Gratis (MBG). “Sebetulnya tujuan dari MBG ini apa? Jelas, dalam hal yang pertama adalah memberikan asupan gizi kepada kelompok rentan. Yang mana kelompok rentan? Mereka adalah balita, ibu hamil, ibu menyusui, baru kemudian peserta didik,” tegasnya. Intervensi pada kelompok ini dipandang sebagai fondasi penting dalam membangun generasi yang sehat dan produktif serta menurunkan risiko stunting.
Berkaitan dengan hal tersebut, Menteri Ketenagakerjaan Prof. Yassierli, Ph.D menegaskan bahwa produktivitas memiliki keterkaitan langsung dengan pertumbuhan ekonomi nasional. Oleh karena itu, peningkatan kompetensi harus menjadi perhatian utama. “Produktivitas itu berbanding lurus dengan pertumbuhan ekonomi. Salah satu strategi kita untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi adalah produktivitas yang kemudian harus kita perhatikan,” tegasnya. Ia menekankan urgensi sinergi kebijakan lintas sektor agar bonus demografi benar-benar dapat menjadi momentum emas bagi Indonesia.
- Menumbuhkan peran masyarakat
Kepala Perwakilan BKKBN DIY Mohamad Iqbal Apriansyah yang hadir dalam seminar tersebut memberikan keterangan kepada media bahwa selain dengan MBG yang merupakan program dari pemerintah untuk rakyat, jajaran Kemendukbangga/BKKBN termasuk di DIY yang menjadi wilayah kerjanya juga berinisiatif mendorong peran masyarakat untuk mengatasi stunting dengan program GENTING.
“Melalui Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (GENTING), bantuan dari orang tua asuh diharapkan mampu mendukung keluarga miskin berisiko stunting, sesuai arahan Instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 2022 tentang Penghapusan Kemiskinan Ekstrem,” ujar Iqbal. Inisiatif ini melibatkan BUMN, BUMD, Individu/Perorangan, LSM/Komunitas, Swasta, Perguruan Tinggi/Akademisi dan Media untuk mengatasi permasalahan stunting secara menyeluruh dan berkelanjutan selama 1000 Hari Pertama Kehidupan.

Melalui Seminar Nasional Kependudukan Tahun 2025 ini, para pemangku kebijakan sepakat bahwa pengelolaan isu kependudukan tidak hanya berkaitan dengan jumlah, tetapi juga kualitas dan kontribusi penduduk bagi pembangunan. Sinergi antara lintas Kementerian dan Lembaga menjadi kunci dalam mewujudkan stabilitas demografi, memperkuat kualitas sumber daya manusia, serta mengoptimalkan produktivitas menuju Indonesia Emas 2045.(*)
Penulis: Irfani Nurnabila
Editor : FX Danarto SY
Foto: Adam Krisna